Social Icons

Pages

Friday, March 20, 2015

Catatan 2 : Syukur Terus, Sampai Kapan?

Bismillahirrahmanirrahiim...


Tulisan ini saya buat bukan dengan maksud buruk loh ya :). Judul di atas terinsipirasi oleh percakapan dengan rekan-rekan kerja beberapa hari lalu. Kira-kira begini isi percakapannya.

Suatu sore selepas Sholat Ashar di dapur kantor
Saya : *sedang mencuci tangan di wastafel sambil batuk-batuk dan sesekali menyeka hidung yang meler
Kakak A : Teh mia sakit?
Saya : Alhamdulillah, iya kakak, agak sedikit flu
Kakak A : kok Alhamdulillah teh?
Saya : *nyengir :
Tiba-tiba teman yang lain menimpali
Kakak B : Memang harus gitulah kak, harus bersyukur dalam keadaan apapun. Lagi sakit syukur masih dikasih rezeki bisa ke rumah sakit berobat. Terus kalau ngga bisa berobat syukur masih dikasih rezeki bisa beli obat di warung. Kalau ngga bisa beli obat di warung syukur masih dikasi rezeki bisa istirahat di rumah. Terus gitu ajalah kak, sampai kapan? gatau

Nah, karena statement dari kakak B inilah saya terinsipirasi membuat tulisan ini. hehe...
Ya, syukur kata sederhana hanya terdiri dari enam huruf alfabet dan tiga huruf jika menggunakan huruf hijaiyah. Kata-kata yang amat gampang diucapkan tetapi pengaplikasiannya sulit sekali menurut saya pribadi. Selama ini kebanyakan kita (termasuk saya) berpikir bahwa kita patut bersyukur hanya saat nikmat datang kepada kita dan kita lupa bersyukur jika yang datang kepada kita adalah cobaan atau saat hidup kita (menurut kita) lempeng-lempeng saja. Jujur, saya pun sering seperti itu, Astaghfirullah. dan memang begitulah sifat dasar manusia, Al-Qur'an pun menyatakan demikian.

 “Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas umat manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya.” [QS Yunus: 60]

Karunia yang Allah berikan terkadang ada dalam bentuk-bentuk yang tidak kita sadari, dalam hal-hal yang kita anggap biasa. Saya jadi ingat, sewaktu jaman sekolah dulu guru agama saya pernah berkata begini, "Nak, nikmat Allah buat kita itu besaaar sekali nak. bayangkan nak kalau misalnya oksigen di sekitar kita Allah angkat 1 menit saja, Bapak rasa ngga ada satupun dari kita yang bisa berjalan lurus". Masya Allah, sungguh saat itu saya jadi menyadari banyak hal dan saya masih mengingat ucapan beliau sampai sekarang, semoga Allah limpahkan keberkahan kepada beliau.

Begitulah kawan, saat musibah datang kepada kita, sering kali kita abai dengan nikmat-nikmat luar biasa yang Allah berikan kepada kita. Kita terlalu fokus dengan musibah yang ada, sibuk mengeluh, dan bersedih. Hingga kita lupa mensyukuri banyak hal. Lupa bahwa musibah pun adalah bentuk Cinta Allah kepada kita. sebagaimana sabda Rasulullah SAW

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

Kita bisa melihat banyak orang yang menurut kita sukses, karir bagus, kaya raya, istri cantik dan lain sebagainya, ternyata hatinya tidak bahagia, sedangkan orang-orang yang rumahnya biasa saja, pekerjaannya mungkin tidak ada apa-apanya jika dibanding kita tapi sungguh terpancar aura bahagia dari wajahnya. Apa kira-kira  yang membedakan dua golongan tersebut? Kemungkinan salah satunya adalah rasa syukur. Sungguh kawan, begitu hebat dampak rasa syukur itu. Dalam Al-Qur'an dikatakan :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7).

Allah akan tambahkan nikmat kepada kita jika kita bersyukur, nikmat di sini tak harus dalam bentuk materi, jabatan, dan hal-hal berbau duniawi tetapi bisa  bisa dalam bentuk ketenangan hati, dikelilingi sahabat-sahabat yang shalih, dan berbagai nikmat ruhiyyah lainnya. Semoga kita semua Allah bimbing menjadi ahli syukur. Aamiin.

Jadi, sampai kapan kita harus bersyukur? sampai tak ada lagi yang bisa kita syukuri? kapan itu? Jawabannya tak akan pernah, kawan :). Syukur sekarang, syukur lagi, syukur terus.

Wallahu 'alam bisshawwab

No comments:

Post a Comment